A. Sejarah Penemuan Kitin
Pada tahun 1811, seorang ilmuwan Prancis Hendri Baraconot berhasil mengisolasi kitin untuk pertama kali dari jamur, dan diberi nama Fungine. Kemudian tahun 1823, Odier menemukan senyawa yang sama dari kutikula serangga dan diberi nama kitin (bahasa Yunani) yang artinya sampul atau baju. Odier menduga bahwa pada mushroom dan serangga memiliki komponen structural yang sama. Tahun 859 Rouget menemukan modifikasi kitin yang akhirnya oleh Hope-Seller diberi nama kitosan. Sejak saat itu penelitian kitin dan kitosan berkembang sampai pertengahan abad 1900-an. Tahun 1930-an G.W. Rigby, Karyawan Dupont mempatenkan kitin dan kitosan beserta cara isolasi dan preparasinya dari kulit udang serta pemanfaatannya dalam industry
B. Struktur dan Sumber- Sumber Kitin Di alam
Kitin dibagun oleh unit-unit monomer N-asetilglukosamin (GlcNAc) yang tersusun linear dengan ikatan β (1,4). Rantai satu dengan yang lainnya berasosiasi dengan ikatan hydrogen yang sangat kuat antara gugus N-H dari satu rantai dan gugus C=O dari rantai yang berdekatan. Ikatan hydrogen menyebabkan kitin tidak dapat larut dalam airdan membentuk formasi serabut (fibril). Berdasarkan pola penyusunan rantai polimernya, kitin fibril dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu α-kitin, β-kitin, dan γ-kitin. Pada α-kitin rantai-rantai polimer yang berdekatan tersusun secara antiparalel. Betuk ini banyak ditemukan pada jamur dan arthropoda. Jenis β-kitin memepunyai rantai polimer yang tersusun secara parallel, sedangkan γ-kitin fibrilnya masing-masing tersusun dari tiga rantai, dua rantainya tersusun parallel dan rantai ketiganya antiparalel.
Kitin berbentuk padat, amorf, tidak berwarna, tidak larut dalam air, asam encer, alcohol dan semua pelarut organic lainnya, tetapi kitin larut dalam fluoroalkohol dan asam mineral pekat, kolodidal kitin adalah kitin yang banyak digunakan sebagai substrat dalam medium fermentasi. Senyawa ini diperoleh dengan menghidrolisis secara parsial kitin dengan larutan asma klorida (HCL) 10 N.
Kitin merupakan senyawa polisakarida terbanyak kedua di Alam setelah selulosa dan di Alam setiap tahunnya dihasilkan kitin sebanyak 108 ton. Kitin banyak ditemukan pada eksoskeleton serangga, molusca, coelenterata, nematoda, crustacea, dan dinding sel jamur dan alga tertentu.
Kitin pada jamur berbentuk fibril yang memiliki panjang yang berbeda tergantung pada spesies dan lokasi selnya . pada Saccharomyces Cereviceae, mikrofibril kitinnya memiliki panjang 60nm dan terdapat khusus pada sekat primer. Pada serangga lebih dari 80% komponen kutikulanya adalah kitin. Pada Crustaceae, kitin melekat pada matriks dari CaCO3 dan fosfat. Pada serangga matriksnya adalah proteinaceous yaitu suatu protein yang sudah mengalami pentaninnan. Kitin pada alga terutama ditemukan pada diatome laut yaitu Thallassiosira fluviatilis dan Cyclo cryptica dengan kandungan 10-15 % berat kering.
Pada bakteri, aktinomisetes dan jamur klas OOmycetes tidak ditemukan kitin. Tetapi kitin merupakan komponen utama penyusun dinding sel jamur klas Basidiomycetes, Phycomycetes, Ascomycetes, dan Lichens.
Meskipun sumber kitin bermacam-macam, namun secara komersial kiti dieksplorasi dari cangkag udang-udangan dan Crustacea. Sebanyak 50-60% dari limbah udang, dihasilkan 25% berat kitin dari 32% berat kering limbah tersebut.
Kitin merupakan bahan dasar untuk bahan-bahan kimia yang diperlukan secara luas di berbagai bidang seperti biokimia, obat-obata, pangan, gizi, enzimologi, industry kertas, tekstil dan film, kitin juga sebagai sumber N-Asetilglukosamin yang dipakai sebagai pengawet dan antibiotic. Kitosan sebagai derivate kitin dipakai dalam pengolahan limbahdan pengikatan logam.
ANALISIS PROKSIMAT LIMBAH KULIT KELOMPOK CRUSTACEAE (% BASIS KERING)
SUMBER KITIN | KITIN | PROTEIN | ABU | LEMAK |
CRAB : Collinetes sapidus | 13-15 | 25-35 | 50-58.6 | 0-2.1 |
Chinoecetes opillo | 26.6 | 29.2 | 406 | 1.3 |
SHRIMP : Pandalus borealis | 17-30 | 23.5-41.9 | 34.2 | 5.2-14.7 |
Crangon crangonan | 17.8 | 40.6 | 27.5 | 9.9 |
Peneaus monodon | 40.4 | 47.4 | 23 | 13 |
CRAWFISH : Proamborus clarkii | 13.2-23.5 | 16.9-29.8 | 46.6-63.6 | 0.6-5.6 |
KRILL : Euphausia superba | 24 | 41 | 23 | 11.6 |
PRAWN | 30-33 | 61.6 | 29.4 | 1.4 |
KANDUNGAN KITIN DARI BERBAGAI JAMUR (% BASIS KERING)
SPESIES MIKROORGANISME | KANDUNGAN KITIN (%) |
Aspergillus niger | 42 |
Aspergillus phoenicis | 23.7 |
Muxor rouxii | 9.4 |
Neuspora crassa | 8.0-11.9 |
Penicilium chrysogenum | 19.5-42.0 |
Trchoderma viridis | 12.0-22.0 |
Saccharomycess gutulata | 2.3 |
Blastomyces dermartidis | 13.0 |
Histoplasma capsulatum | 25.8-26.4 |
Tremeliamesenterica | 3.7 |
Paracoccidioides basiliensis | 11.0 |
By Chi-Multiguna Production